Waktu pembangunan Pasar Senen bersamaan dengan waktu pembangunan Pasar Tanah Abang, yakni pada 30 Agustus 1733 oleh seorang tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck dari lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chastelein. Meskipun awalnya pasar ini hanya dibuka pada hari Senin, namun pada tahun 1766, pasar yang ramai dikunjungi ini akhirnya dibuka untuk hari selain hari Senin.
Dalam perkembangannya wajah pasar Senen serta kawasan di sekelilingnya senantiasa berubah. Selama lebih dari 274 tahun kawasan pasar ini menyimpan banyak cerita dan sejarah terjadi didalamnya. Di era pra kemerdekaan (1930-an), kawasan sekitar pasar Senen merupakan kawasan berkumpulnya para intelektual muda serta para pejuang bawah tanah dari Stovia. Beberapa pemimpin pergerakan seperti Chairul Saleh, Adam Malik, juga Soekarno dan Mohammad Hatta, acap menggelar pertemuan di kawasan ini.
Di zaman penjajahan Jepang (1942) hingga tahun 1950-an, kawasan sekitar Pasar Senen menjadi tempat favorit berkumpulnya para seniman dari era pujangga baru. Mereka dijuluki Seniman Senen. Nama-nama seperti Ajip Rosidi, Sukarno M. Noor, Wim Umboh, dan H.B. Jassin muncul dari Senen.
Memasuki era 1970-90-an, nama kawasan Pasar Senen semakin membesar dan tumbuh sebagai pusat ekonomi dan hiburan. Bahkan saat pertunjukan film bioskop mulai dikenalkan di Jakarta, Senen tak ketinggalan. Dua gedung Bioskop “Rex” dan “Grand” dibangun guna memenuhi keinginan masyarakat akan hiburan.
Fenomena kehebohan kawasan Pasar Senen sebagai pusat perekonomian dan hiburan semakin menjadi saat Gubernur Ali Sadikin mencanangkan pembangunan “Proyek Senen” yang dilengkapi fasilitas gedung parkir melingkar. Itulah lokasi gedung parkir pertama yang ada di Jakarta.
Sumber : Wikipedia